Pekanbaru, WajahPublik.com – Pesta rakyat Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 tinggal menghitung jam saja. Dalam mengantisipasi segala tindak kecurangan di tengah masyarakat, Badan Pengawas Pemilihan Umum (BAWASLU) Provinsi Riau mengadakan giat Media Gathering bersama awak media yang ada di Pekanbaru, Selasa (12/2/2024) di Hotel Labersa.
Amiruddin Sijaya Koordinator Penegakan Hukum dan Pelanggaran Bawaslu Riau dalam sambutan mengapresiasi awak media yang sudah hadir pada acara media gathering, yang mengangkat tema “Sinergi Media Bersama Bawaslu dalam Mengawal Pemilu Damai dan Berintegritas.”
Amiruddin mengatakan bahwa pertemuan ini sengaja digelar menjelang pencoblosan ini, tujuannya agar media dapat membantu Bawaslu dalam mengawasi jalannya Pemilu 2024 yang akan digelar Rabu 14 Februari yang akan datang.
“Masa tenang bagi peserta pemilu bukan berarti masa tenang bagi kami penyelenggara, berbagai pelanggaran bisa terjadi, dan petugas kami seperti diketahui sangat terbatas, karena itu sinergi dengan media sangat diperlukan”, tuturnya.
Bawaslu juga mempunyai pengawas TPS sebanyak 19.366 orang yang akan mengawasi terjadinya kecurangan pada pemilu nanti. “Tugas mereka cukup berat, pencegahan, pengawasan mulai dari pembuatan TPS, pembagian C surat pemberitahuan untuk pemilihan dan hal hal lain yang cukup menyita waktu dan tenaga,” lanjutnya.
Karena keterbatasan petugas ini, Bawaslu berharap media yang ada di Riau ikut membantu dan bersinergi dengan pemerintah mengawasi proses berjalannya Pemilu.
Gathering ini juga diisi dengan diskusi panel. Muhammad Amin Pemateri dari Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Riau dalam paparannya banyak menyinggung soal kerja pers yang harus cover both side (berimbang) dalam menjalankan tugas-tugas persnya dan ia yakin banyak hal yang bisa ditulis terkait pemilu ini.
Sementara itu DR. Tito Handoko dalam paparannya menyinggung soal banyaknya dugaan pelanggaran dalam masa kampanye lalu , namun tidak terekspos dan tidak tersentuh Bawaslu, oleh karena itu dia memberikan dorongan moril kepada media massa untuk terus berbuat, karena secara tidak langsung berita-berita yang dihasilkan Media ini merupakan bagian dari pendidikan politik bagi masyarakat.
Sementara itu Ketua Bawaslu Riau Alnofrizal dalam sharing session mengatakan pihaknya menyadari bahwa banyak hal yang tidak terekspos dalam kerja mereka karena mereka bekerja harus melakukan penyidikan yang benar sebelum mengatakan itu merupakan sebuah pelanggaran.
“Beda dengan media pak, kalau kami Bawaslu sudah sebutkan itu pelanggaran maka kami harus siap dengan gugatan balik yang mungkin saja terjadi,” tegasnya.
Dalam kesempatan itu Alnofrizal menyampaikan bahwa temuan yang mereka dapatkan, maka akan diselesaikan melalui Gakkumdu yang berisikan Bawaslu, Polisi, dan Kejaksaan. Media Gathering ini ditutup dengan penguatan kapasitas (capasity building) yang diikuti oleh seluruh peserta.